Friday 11 December 2015

Komponen Kondisi Fisik 2




Komponen Kondisi Fisik adalah sebagai berikut :

6.    Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ¬-organ syaraf ototnya, selama melakukan gerakan-gerakan yang cepat, dengan perubahan letak titik bobot badan yang cepat pula baik dalam keadaan statis maupun dalam gerak dinamis (Sajoto, 1988:58).

Keseimbangan terbagi menjadi dua, (a). Keseimbangan statis adalah kemampuan tubuh mempertahankan keseimbangan dalam posisi tetap. (b). Keseimbangan dinamis adalah kemampuan mempertahankan keseimbangan pada waktu melakukan gerak don' satu posisi kearah posisi lain. Dalam olahraga senam alat, keseimbangan ini memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi. Dimana seorang pesenam mampu melakukan gerakan-gerakan yang indah di atas alat yang digunakan. Sedangkan pada atletik, keseimbangan ini digunakan untuk spesialisasi tolak peluru setelah atlet melakukan tolakan.



7.    Kelincahan (Agility)

Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya (Harsono, 2001:21). Jadi kelincahan bukan hanya menuntut kecepatan, akan tetapi juga fleksibilitas yang baik dari sendi-sendi anggota tubuh. Tanpa memiliki kelincahan seorang atlet tidak akan bisa bergerak lincah, selain itu faktor keseimbangan juga penting dalam agility. Dapat disimpulkan bahwa sebenarnya agility atau kelincahan adalah kombinasi kecepatan, kekuatan, kecepatan reaksi, keseimbangan, kelentukan, dan koordinasi. Bentuk latihan untuk mengembangkan kelincahan adalah lari bolak-balik atau shuttle run, dalam latihan seorang atlet dituntut lari cepat, belok cepat, tidak kehilangan keseimbangan dan posisi tubuh. Kelincahan ini sangat diperlukan dalam cabang olahraga atletik, karena dalam olahraga ini unsur kelincahan memegang peranan penting terutama nomor-nomor tehnik, seperti lari gawang, lompat tinggi dan lain-lain. Sedangkan pada olahraga bulutangkis, kelincahan ini berfungsi untuk merubah arah setelah melakukan pukulan.



8.    Koordinasi (Coordination)

Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan efisien dan penuh ketepatan (Tangkudung, 2006:67). Dalam bukunya Nurhasan (2005:21) mengemukakan bahwa komponen koordinasi menjadi dasar bagi usaha belajar yang bersifat sensomotorik.

Makin tinggi tingkat kemampuan koordinasi akan makin cepat dan efektif dalam mempelajari suatu gerakan. Sedangkan menurut Sukadiyanto (2005:139) "Koordinasi merupakan hasil perpaduan kinerja dari kualitas otot, tulang dan persendian dalam menghasilkan satu gerakan yang efektif dan efisien.

Aplikasi koordinasi dalam atletik adalah kemampuan merubah arah tubuh saat melakukan lompat tinggi galah. Yaitu kemampuan berlari membawa galah, menumpu yang memerlukan ketepatan, hingga melewati mistar. Sedangkan pada olahraga hoki, sangat membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang baik. Seorang atlet hoki harus bisa mengendalikan pergerakan bola hoki yang tergolong kecil dengan menggunakan stick hoki, supaya bisa memainkan bola hoki dan bisa melihat posisi kawan untuk bekerjasama atau untuk melihat posisi lawan untuk dihindari. Bentuk latihan koordinasi yang diberikan adalah lari ABC, lari kijang dan berbagai gerakan yang menyerupai gerakan lari.



9.    Reaksi (Reaction)

Reaksi (Reaction) adalah kemampuan seseorang segera bertindak secepatnya, dalam menanggapi rangsangan-rangsangan yang datang lewat indera, syaraf, atau feeling lainnya (Sajoto, 1988:59).

Bentuk latihan yang diberikan adalah latihan start dengan berbagai modifikasi, misalnya dengan jongkok, tidur tengkurap, duduk selonjor, dan lain-lain. Reaksi ini berfungsi sebagai ketepatan dalam melakukan start. Sedangkan aplikasi reaksi dalam sepak bola adalah pada saat pemain sedang menggiring bola, terutama pada situasi man to man pemain harus bereaksi cepat untuk dapat meloloskan diri dari hadangan lawannya dan apabila hal tersebut dapat terlaksana dengan baik maka tidak menutup kemungkinan untuk menciptakan peluang terjadi gol.



10.    Stamina.
Stamina adalah tingkat yang lebih tinggi dari daya tahan (endurance). Otomatis kemampuan aerobiknya lebih tinggi dari pada kemampuan aerobik pada daya tahan bahkan dirubah menjadi kemampuan anaerobik.
Menurut Harsono terdapat beberapa cara untuk meningkatkan daya tahan menjadi stamina adalah:

1.    Memperjauh jarak lari atau renang dengan tetap memperhatikan tempo yang tinggi.
2.    Mempertinggi tempo (kecepatan 90% sampai 100% maksimal).
3.    Memperkuat otot-otot yang dibutuhkan untuk kerja tersebut. (Harsono, 2001:15)

Melihat pernyataan di atas bahwa kemampuan daya tahan itu dapat ditingkatkan menjadi lebih tinggi. Menurut Harsono stamina adalah "Tingkatan daya tahan yang lebih tinggi derajatnya daripada endurance" (Harsono, 200L14). Oleh karena itu atlet haruslah dilatih dengan intensitas yang semakin lama semakin tinggi intensitasnya, sehingga kemampuannya untuk bertahan terhadap rasa lelah semakin lama semakin meningkat. Dalam olahraga atletik, stamina ini digunakan untuk pelari jarak menengah hingga jauh agar dapat mempertahankan kecepatan tertentu. Sedangkan pada sepakbola, stamina ini berfungsi untuk melakukan gerakan yang relatif lama yang mengacu pada waktu.

Terimakasih atas waktunya, telah membaca artikel ini, semoga bisa memberi manfaat

0 komentar: